Manakah yang Paling Baik Antara HTI, PKS, NU dan Muhammadiyah?

Percakapan antara Ustad Abdullah dan seorang aktivis MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) yang dapat membuka pandangan kita menjadi lebih luas memandang Islam yang ‘kotak-kotak’. Semoga dialog keduanya ini menjadi bahan reflektif bagi kita agar mengeratkan ikatan ukhuwah islamiyah.

mempererat ukhuwah islamiyah

“Manakah kelompok yang lebih baik diantara umat Islam, Salafy yang berjuang dengan fokus Tholabul Ilmi, atau Jamaah Tabligh yang menyeru orang untuk shalat di masjid, atau Hizbut Tahrir yang memperjuangkan kekhalifahan, atau PKS yang berjuang di parlemen, atau NU yang Islam kultural, atau Muhammadiyah yang berjuang di sektor pendidikan”? Begitu tanyanya kepada kawan saya.

Kawan saya menjawab, “Mas, kalo sampeyan bertanya seperti itu pada saya, maka sama saja sampeyan menanyakan manakah yang lebih baik, apakah tangan lebih baik dari kaki, apakah mata lebih baik dari pada mulut, apakah telinga lebih baik dari pada hidung?”

“Bukankah Rasulullah SAW mengatakan bahwa umat Islam itu seperti satu tubuh. Bila satu anggota tubuh merasakan sakit maka yang lain juga ikut merasakan sakit. Perumpamaan ini pas untuk menjawab pertanyaan sampeyan.”

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”.(HR. Muslim)

Seperti anggota tubuh, umat Islam ini diberi ilham oleh Allah SWT untuk cenderung fokus menjalankan fungsi yang berbeda beda sehingga mereka punya medan jihad (perjuangan) yang berbeda pula. Namun sayangnya sebagian umat Islam ini ada yang membanggakan kelompoknya masing-masing dan lupa bahwa sebenarnya mereka adalah satu tubuh.

Logikanya kalo satu tubuh, mana mungkin tangan kanan itu memukul tangan kirinya, mana mungkin kaki kiri menendang kaki kanannya. Kalaupun ada anggota tubuh itu merugikan tubuh yang lain, ya itu namanya kanker yang harus diamputasi dibuang dari tubuh.

Anggota tubuh itu selayaknya saling bekerja sama. Coba kalau mulut mau makan, kan tangan yang mengambil makanan. Lihat kalau antum mau ambil barang yang tinggi letaknya, kan kaki yang melompat supaya tangannya sampai.

Bukankah indah kalau kita saling melengkapi, kalau saja Jamaah Tabligh yang mengetuk pintu orang-orang untuk shalat berjamaah di masjid, lalu di masjid ada kajian Salafy, lalu umat islam diajak membangun kekuatan baik dibidang pendidikan bersama Muhammadiyah, bidang kultural bersama NU, bidang politik bersama koalisi kompak partai-partai Islam menghasilkan undang-undang yang islami dan pemimpin yang amanah agar umat Islam dipercaya memimpin di negeri ini menyongsong kekhalifahan yang pasti akan datangnya seperti yang disosialisasikan Hizbut Tahrir.

Umat Islam ini seperti sebuah puzzle yang jika digabungkan bagian demi bagiannya maka barulah menjadi satu gambaran yang utuh dan saling melengkapi. Ustad Abdullah pun tersenyum lebar dan berkata, “benar sekali mas..”

Wallahu A’lam…

(fb: Ipang Wahid)

Dapatkan informasi menarik lainnya di www.gudanginfo.net